Belajar Peribahasa "Kotowaza" Jepang


Pengertian Kotowaza Peribahasa Jepang
Kotowaza ( 諺 ) adalah kata-kata bijak atau pepatah kuno yang memiliki banyak kegunaan praktis. Kebanyakan kotowaza kuno berasal dari Cina, tetapi beberapa ada pula yang datang dari sejarah Jepang sendiri, negara-negara asing lainnya, atau telah dibuat dari ekspresi yang lebih modern. Untuk kumpulan "Kotowaza" populer silakan klik disini.

Sebuah peribahasa Jepang terbagi menjadi beberapa bentuk, yaitu :
  



A. Kata-kata bijak (言い習わし iinarawashi)

1.      案ずるより産むが易し。=> Anzuru Yori Umu ga Anzuru Yasushi.
  • Melahirkan seorang bayi lebih mudah daripada mengkhawatirkan tentang hal itu.
  • Makna : Ketakutan adalah lebih besar daripada bahaya. / Sebuah usaha kadang-kadang lebih mudah dari yang dicemaskan.

2.      知らぬが仏 => Shiranu ga hotoke.
  • Tidak tahu adalah Buddha.
  • Makna : Ketidaktahuan adalah kebahagiaan. / Lebih baik untuk tidak mengetahui kebenaran.

3.      見ぬが花 => Minu ga hana.
  • Tidak melihat adalah bunga.
  • Makna : Tidak seperti apa yang diharapkan. / Kenyataan tidak sesuai dengan imajinasi.

B. Frase idiomatik (惯用 句 kan'yōku)

1.      猫に小判  => Neko ni koban
  • Koin emas untuk kucing.
  • Makna : Memberikan sesuatu yang bernilai kepada penerima yang tidak menghargainya.

2.      七転び八起き=> Nana korobi ya oki
  • Jatuh tujuh, bangun delapan.
  • Makna : Jika pada awalnya tidak berhasil, coba, coba lagi.

3.      猿も木から落ちる => Saru mo Ki kara Ochiru
  • Bahkan monyet pun jatuh dari pohon.
  • Makna : Setiap orang bisa membuat kesalahan (Juga digunakan untuk memberi peringatan bahwa kebanggaan datang sebelum keruntuhan).

C. Empat karakter idiom (四字 熟语 yojijukugo)

1.      十人十色 => Jūnin toiro
  • Sepuluh orang, sepuluh warna.
  • Makna : Untuk masing-/ nya sendiri. / Garis kehidupan (nasib) berbeda-beda untuk setiap orang.

2.      悪 因 悪 果 => Akuin akka
  • Jahat penyebab, efek jahat / buruk menyebabkan hasil yang buruk pula.
  • Makna : Kejahatan akan menuai kejahatan. / Kau menuai apa yang kau tanam (menekankan ide tentang karma pembalasan).

3.      弱肉強食 => Jaku niku kyō shoku
  • Lemah, daging; kuat, makan.
  • Makna : Yang terkuat dialah yang akan bertahan.


Hubungan peribahasa suatu bangsa terhadap karakter, budaya dan nilai moral mereka

Karakter, budaya dan nilai moral yang dimiliki oleh suatu bangsa dapat mempengaruhi peribahasa yang akan terbentuk dalam suatu bangsa tersebut. Berikut ini adalah kotowaza atau peribahasa yang dimiliki oleh bangsa Jepang. Beberapa di antaranya :

1. 人を見たら泥棒と思え => Hito wo mitara dorobou to omoe
  • Saat melihat orang asing, berpikirlah kau sedang melihat seorang pencuri. (Jangan percaya dengan orang asing/yang tidak kau kenal).
  • Makna : Peribahasa ini mencerminkan kurangnya rasa percaya mereka pada satu sama lainnya, terutama terhadap orang yang belum dikenal.

2. 生き恥かくより、死ぬがまし => Iki hajikaku yori, shinu ga mashi 
  • Lebih baik mati daripada hidup menanggung malu.
  • Makna : Orang Jepang memiliki budaya malu yang sangat besar, oleh karena itu lahirlah gerakan Harakiri.

3. Tabi no haji wa kakisute = Buang rasa malumu saat dalam perjalanan.

Maksud dari peribahasa ini adalah "Tidak perlu merasa malu saat kau berada jauh dari rumah”. Bagi orang Jepang, sanksi sosial berupa rasa malu adalah salah satu ketakutan terbesar mereka. Itulah mengapa orang Jepang bisa berperilaku lebih bebas saat mereka berada di luar negeri daripada di Jepang sendiri. Kenyataan ini dapat terlihat dari perilaku bangsa Jepang saat menjajah Indonesia dahulu. Mereka yang sangat kejam, penyiksa dan pembunuh di negeri orang dapat kembali menjadi ‘orang biasa’ saat mereka kembali kembali ke negerinya.

4. Ko wo suteru yabu aredo, oya wo suteru yabu nashi = Ada rumpun bambu di mana kamu bisa membuang anakmu sendiri, tapi tidak ada untuk membuang orang tuamu.

Maksud dari peribahasa ini adalah kewajiban terhadap orang tua jauh lebih besar daripada kewajiban pada anak.


*****


Related Post


"SHARING IS CARING"

Show comments
Hide comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar